Langsung ke konten utama

Editing Naskah dengan Metode SEKSI-B





Hai teman-teman aksaramia.. hari ini saya ingin berbagi informasi mengenai tips editing. ada satu metode yang dikenal luas yang diciptakan oleh salah satu penulis senior, namanya Metode SEKSI-B.

Apa itu Metode SEKSI-B...???😊

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 

S = Spasi : Pastikan hanya ada spasi tunggal/tidak ada spasi dobel/ganda. 

E = Ejaan : Pastikan semua ejaan sudah benar/tidak ada salah ketik. 

K = Kata & kalimat : Pastikan semua kata dan kalimat sudah terstruktur dengan baik (sintaksis) dan mudah dipahami (semantik). 

S = Sumber : Pastikan semua sumber dalam teks (sitasi/kutipan) sudah tertulis di daftar pustaka dan ditulis berdasarkan salah satu style pendokumentasian sumber yang berlaku (khusus untuk tulisan dengan referensi/pendokumentasian sumber). 

I = Ilustrasi (Gambar/Tabel/Diagram) - Pastikan penomoran ilustrasi sudah urut - Pastikan semua ilustrasi) yang digunakan sudah disebut dalam teks. - Pastikan penyebutan ilustrasi dalam teks/kalimat sudah sesuai dengan nomor dan caption ilutrasi itu sendiri. 

B = Baca kembali: random, scanning, atau skimming 

Keterangan:

A. Langkah pertama (spasi), adalah memastikan bahwa semua spasi yang digunakan sudah konsisten, yaitu menggunakan spasi tunggal. Caranya adalah dengan mengaktifkan fitur ‘find and replace’, kemudian mengetuk tombol spasi 2x atau 3x pada kolom ‘find’ dan mengetik tombol spasi 1x pada kolom ‘replace’. Selanjutnya, klik pilihan ‘replace all’. Langkah ini penting dilakukan karena dapat mendukung proses keterbacaan dan sangat efisien dari sisi detail produksi. Tulisan yang diketik menggunakan spasi tunggal (yang seragam) mengandung sisi keterbacaan yang lebih baik daripada tulisan dengan spasi ganda. Hal ini dikarenakan mata pembaca dapat membaca tulisan dengan lebih cepat. Akibatnya, mata pun tidak mudah lelah dan membaca menjadi lebih efektif. 

B. Langkah Kedua (ejaan), bahwa hampir dapat dipastikan kadang kala sebuah tulisan, baik itu tulisan dalam bentuk esai, jurnal, buku, majalah, koran maupun jenis terbitan yang lain dapat bebas dari kesalahan tulis (ejaan). Apalagi dewasa ini perangkat komputer sebagai alat dalam menghasilkan tulisan sudah dilengkapi dengan fitur spelling checker yang dapat melakukan auto-detect terhadap ejaan yang tidak dikenal sehingga memudahkan seorang penulis untuk menghindari kesalahan penulisan ejaan. Kendati demikian, lebih bijaksana lagi apabila seorang editor tidak mempercayakan 100% pendeteksian potensi kesalahan ejaan kepada fitur tersebut. Mengamati ejaan dengan cara membaca juga penting dilakukan karena bagaimanapun juga, otak manusia merupakan perangkat manusia paling canggih dari teknologi super canggih sekalipun. Acap kali sebuah ejaan yang dirasa benar oleh perangkat komputer belum tentu benar juga menurut otak manusia, misalnya ‘kelapa’ dan ‘manusia’ adalah dua ejaan yang benar, dan fitur auto-detect tidak akan mendeteksi kesalahan ketika dua kata tersebut ditulis berdampingan, ‘kelapa manusia’. Walaupun fitur autodetect menganggapnya benar, namun otak manusia tentu berkata lain, bukan? 

C. Langkah ketiga adalah ‘kata’ dan ‘kalimat’. Dalam tataran ini, seorang editor dianjurkan untuk membaca seluruh teks/naskah guna mengamati konsistensi penggunaan kata atau istilah serta susunan kalimat (sintaksis) dan memahami makna yang dimaksud oleh kalimat tersebut (semantik). Usahakan susunan kalimat sudah sesuai dengan struktur bahasa yang benar dan maknanya dapat dipahami dengan mudah dan benar oleh pembaca. Ketika tahap membaca ini dilakukan, secara langsung seorang editor juga memeriksa dengan lebih detail tiap ejaan yang dirangkai yang kemudian berevolusi menjadi kata, kalimat, bahkan paragraf. Tak luput pula penggunaan huruf kecil, kapital serta tanda baca yang menyertai suatu kalimat pun turut diperiksa. Dengan membaca isi secara keseluruhan, kesalahan atau ketidaktepatan penggunaan istilah, singkatan, kata, maupun kalimat akan dengan mudah diidentifikasi. 

D. Langkah keempat adalah dengan memeriksa penulisan sumber. Sumber harus dicantumkan apabila ada sebuah tulisan yang menyitir opini/pendapat orang lain. Ini dilakukan untuk menjaga kode etik penulisan. Lebih penting lagi, seorang editor harus dapat memastikan bahwa semua sumber dalam teks (sitasi) harus sudah terdaftar atau ditulis dengan rapi di daftar pustaka. Pun penulisannya harus disesuaikan dengan salah satu penulisan style pendokumentasian sumber yang berlaku secara internasional. 

E. Langklah Kelima adalah ilustrasi. Ilustrasi menjadi hal yang tak kalah penting untuk dicek berikutnya. Pastikan bahwa semua ilustrasi yang dicantumkan sudah diberi nomor secara urut dan tiap-tiap ilustrasi harus disebutkan (atau minimal ‘disinggung’) dalam teks. Ini untuk mengindikasikan bahwa ilustrasi tersebut memiliki fungsi strategis dalam sebuah tulisan/naskah. Di samping itu, pastikan juga bahwa tidak ada salah penyebutan ilustrasi. Caranya adalah dengan mencocokkan penyebutan ilustrasi dalam teks dengan nomor atau caption ilustrasi itu sendiri. 

F. Sebagai langkah terakhir, langkah keenam adalah baca kembali tulisan/naskah tersebut untuk memastikan kondisi naskah. Tahapan ini bisa dilakukan dengan cara membaca secara acak (random) satu atau dua kalimat dari tiap paragraf atau wacana; membaca dengan cepat semua tulisan/naskah yang telah diedit tersebut (scanning); atau dapat juga melalui skimming, yaitu membaca dengan cara berfokus pada suatu kata/kalimat yang dikehendaki. 

Demikianlah Metode SEKSI-B yang dapat diterapkan untuk mengedit naskah. Dengan bekal metode editing yang sederhana tersebut diharapkan editing dapat dengan mudah dilakukan oleh setiap orang/penulis. Kalau setiap penulis dapat mengedit/menyunting sendiri tulisannya (swasunting), tentu tulisan yang dihasilkan akan semakin minim kesalahan dan pesan yang disampaikan melalui naskah/tulisan tersebut dapat dengan mudah dan benar dipahami oleh pembaca. Pada akhirnya, sinergi antara kemampuan menulis dan kemampuan mengedit menjadi hal yang mutlak diperlukan untuk menghasilkan tulisan/naskah yang tidak saja baik, namun juga benar dari sisi kaidah bahasa.

Semoga bermanfaat..!!!

*Ditulis dan disusun dari berbagai sumber bacaan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat yang mempermudah mereview naskah artikel jurnal, buku atau majalah dengan "Getdigest"

Bagi mahasiswa, penulis, editor tentu bukan hal baru jika mendapat tugas mereview sebuah naskah. Namun, tugas mereview adalah tugas yang sulit karena kita harus terlebih dahulu membaca isi naskah/artikel jurnal, buku, majalah atau tulisan media lainnya, baru kemudian mengambil intisari dari tulisan tersebut. Belum lagi jika tulisannya itu terlalu banyak halaman, itu akan mengganggu otak anda bukan? Saat mereview sebuah tulisan, kita tidak boleh lalai karena setiap bagian yang direview harus dapat dipertanggungjawabkan. Setidaknya dalam review artikel jurnal misalkan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu: kata kunci dan ringkasan artikel jurnal. Tidak jarang ketika kita sudah selesai mereview artikel jurnal tersebut, kita masih mendapatkan banyak kritikan dari dosen kita karena apa yang kita tulis menyimpang dari isi  atau dengan kata lain kita dicap tidak memahami pembahasan dalam artikel jurnal yang sedang direview. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba situs review unt

Mendeley Piranti Wajib Para Peneliti

  M eneliti dan menulis adalah aktivitas yang sangat mengasyikan. Apalagi didukung oleh piranti yang memudahkan aktivitas kita dalam mengelola referensi. Bagi para penulis maupun peneliti, Mendeley menjadi hal penting untuk dimiliki dan digunakan. Lalu apa itu mendeley? M endeley   adalah program komputer dan web yang dikembangkan   Elsevier   untuk mengelola dan berbagi makalah penelitian, mencari data penelitian, dan bekerja sama secara daring. Mendeley menggabungkan Mendeley Desktop,   perangkat lunak manajemen referensi   dan PDF, dengan Mendeley Android and iOS dan Mendeley Web,   jejaring sosial   peneliti. Pengguna Mendeley perlu menyimpan semua data sitiran dasar di servernya. Pengguna memiliki hak untuk menyimpan salinan dokumen di server Mendeley. Setelah mendaftar, Mendeley menyediakan ruang penyimpanan gratis di web bagi pengguna sebesar 2  GB . Mendeley juga adalah sebuah  academic social network , dengan demikian pengguna bisa saling berbagi dengan rekan sesama mahasiswa

10 Pilihan Aplikasi Penerjemah Selain Google Translate

Dikutip dari situs CNN Indonesia -- Sampai saat ini, Google Translate masih menjadi pilihan banyak pengguna internet di penjuru dunia sebagai alat penerjemah, baik berupa situs ataupun aplikasi ponsel. Namun, faktanya Google Translate bukan satu-satunya alat penerjemah. Ada sepuluh alternatif aplikasi dan situs penerjemah selain Google Translate yang bisa menjadi pilihan untuk Anda dikutip Bit.Ai dan sumber-sumber lainnya. Google Translate juga selalu berupaya melakukan pembaruan fitur demi meningkatkan kualitas layanannya, mulai dari teknologi pengenal suara, hingga teks berupa gambar. Terjemahan yang dinaungi oleh Google ini sudah memiliki database hingga 103 bahasa di dunia, termasuk bahasa daerah di Indonesia seperti Jawa dan Sunda. Tak heran bila hal ini membuat Google Translate diminati oleh banyak orang. Berikut 10 situs dan aplikasi translator alternatif Google Translate dengan fitur yang memberikan hasil terjemahan akurat: 1. Microsoft Translator Microsoft Translator menawarka